Logo Saibumi

Indeks Harga Konsumen Provinsi Lampung Desember 2022 Alami Inflasi 0,62 Persen 

Indeks Harga Konsumen Provinsi Lampung Desember 2022 Alami Inflasi 0,62 Persen 

Saibumi.com (SMSI), Bandar Lampung - Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung pada bulan Desember 2022 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,62 persen (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan periode November 2022 yang mengalami inflasi sebesar 0,01% (mtm), namun lebih rendah dari rata-rata inflasi bulan Desember pada 3 (tiga) tahun terakhir yang sebesar 0,76% (mtm). 

 

"Tingkat inflasi IHK tersebut sejalan dengan Nasional dan wilayah Sumatera yang masing-masing juga mengalami inflasi sebesar 0,66 persen (mtm) dan 0,96 persen (mtm)," ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung melalui keterangan tertulisnya, Rabu (4/1/2022). 

BACA JUGA: Kepala Kemenkumham Lampung Melantik Pejabat Administrator dan Serah Terima Jabatan

 

Lebih lanjut, secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung Desember 2022 tercatat sebesar 5,51persen(yoy), sama dengan inflasi nasional yang juga sebesar 5,51 persen (yoy) dan lebih rendah dari inflasi tahunan Sumatera yang sebesar 6.14 persen (yoy).

 

"Dilihat dari sumbernya, inflasi pada bulan Desember 2022 didorong oleh kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti: beras, cabai rawit, telur ayam ras, minyak goreng, dan daging ayam ras dengan andil masing-masing sebesar 0,151 persen; 0,121 persen; 0,083 persen; 0,040 persen; dan 0,020 persen," jelasnya.

 

Kemudian, di tengah pasokan yang relatif terjaga, kenaikan harga beras pada bulan laporan disebabkan oleh meningkatnya permintaan menjelang libur Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2023. Peningkatan permintaan dimaksud turut mendorong kenaikan harga gabah yang lebih tinggi akibat faktor cuaca dan meningkatnya biaya logistik serta upah buruh akibat 2nd round impact penyesuaian harga BBM bersubsidi pada September 2022. 

 

Kenaikan permintaan menjelang HBKN Nataru dan kenaikan biaya logistik juga mendorong tekanan inflasi pada komoditas cabai rawit, telur ayam ras, minyak goreng, dan daging ayam ras di tengah berakhirnya periode panen cabai rawit dan adanya penyesuaian harga penjualan di tingkat konsumen untuk komoditas telur dan daging ayam ras sebagai dampak implementasi Peraturan Badan Pangan Nasional No 5/2022.

 

Inflasi yang lebih tinggi pada bulan Desember 2022 tertahan oleh deflasi pada sebagian komoditas, di antaranya cabai merah, anggur, kangkung, udang basah, dan bayam dengan andil masing-masing sebesar -0,011%; -0,006%; -0,005%; -0,005%; dan -0,005%. 

 

"Berlanjutnya penurunan harga cabai merah bulan laporan disebabkan oleh pasokannya yang masih terjaga pasca periode panen raya pada bulan November 2022. Perkembangan tersebut juga didukung oleh pelaksanaan urban farming “Gerakan Tanam Cabai” dengan penyerahan 249.510 bibit cabai merah kepada KWT, PKK, pondok pesantren, dan kelompok masyarakat lainnya sebagai salah satu rangkaian kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Lampung tahun 2022," tuturnya. 

 

Selain itu, penurunan harga anggur disebabkan oleh meningkatnya pasokan seiring dengan realisasi impor pada bulan laporan. Lebih lanjut, deflasi kangkung, bayam, dan udang disebabkan oleh masuknya periode panen. 

 

Untuk keseluruhan tahun, inflasi Provinsi Lampung pada tahun 2022 sedikit lebih tinggi dari rentang sasaran inflasi nasional 3±1% akibat adanya penyesuaian harga BBM bersubsidi pada September 2022. Sejalan dengan perkembangan tersebut, laju inflasi Administered Prices (AP) pada tahun 2022 tercatat sebesar 13,37% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2,40% (yoy) pada tahun sebelumnya. Dampak rambatan dari kenaikan harga BBM tersebut juga tertransmisi ke komoditas inti yang tercatat mengalami inflasi 4,24% (yoy), meningkat jika dibandingkan 1,15% (yoy) pada tahun sebelumnya seiring dengan realisasi permintaan yang meningkat drastis dancenderung tiba-tiba (pent up demand). 

 

Namun demikian, laju inflasi Provinsi Lampung tahun 2022 tersebut lebih rendah dari prakiraan awal sejalan dengan penguatan stabilitas harga kelompok volatile food yang berlangsung lebih cepat, tercatat sebesar 3,01% (yoy) – lebih rendah jika dibandingkan dengan 5,50% (yoy) pada tahun sebelumnya seiring dengan pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Provinsi Lampung tahun 2022. 

 

"Adapun komoditas utama penyumbang inflasi pada tahun 2022 di antaranya bensin; angkutan udara, angkutan dalam kota, solar, dan mobil dengan andil masing-masing sebesar 1,014 persen; 0,402 persen; 0,139 persen; 0,117 persen; dan 0,099 persen," pungkasnya. (*)

BACA JUGA: Kepala Kemenkumham Lampung Melantik Pejabat Administrator dan Serah Terima Jabatan

Saibumi.com

merupakan portal berita Indonesia, media online Indonesia yang fokus kepada penyajian berbagai informasi mengenai berita online Indonesia baik dalam bentuk news (berita), views (artikel), foto, maupun video.

Newsletter Saibumi

BERLANGGANAN BERITA